PUASA

Pokok pembicaraan hari ini mungkin merupakan pokok yang tidak sering saudara dengar. Ini merupakan pokok yang nampaknya telah dilupakan dan diabaikan oleh gereja. Hari ini kami berharap dapat menjawab pertanyaan utama mengenai puasa. Pokok  mengenai puasa ini tidak ditemukan di dalam lima buku pertama perjanjian lama  (kitab-kitab  Musa), tetapi sering ditemukan di kitab-kitab sejarah. Puasa pertama kali dicatat dalam Hakim-Hakim 20:26,  sekitar 1400 tahun Sebelum Masehi. Puasa telah lama ada, ini bukan sesuatu yang baru. Roma Katholik dan para penganut kultus berpuasa secara rutin, tetapi orang protestan telah melakukan yang sebaliknya, suatu arah yang sangat berlainan, dari jarang menjadi tidak pernah. Kebanyakan orang kristen saat ini tidak mengerti puasa atau bahkan tahu jika mereka seharusnya berpuasa. Saudara jarang mendengar sesuatu tentang puasa dari pendeta saudara. Bahkan meungkin pendeta saudara tidak mengerti tentang puasa sehingga ia tidak berkhotbah tentang puasa. Jadi puasa sudah menjadi suatu hal yang khusus atau pekerjaan Tuhan yang tersembunyi.

Apakah kita harus berpuasa ? Apakah puasa hanya untuk orang Yahudi atau Imam-imam Perjanjian Lama ? Ini merupakan sebuah pertanyaan yang baik. Kami berharap akan menjawabnya hari ini. Kita mempunyai banyak bagian Perjanjian Lama seperti Imamat 16:29-31, Imamat 35:19, yang ditafsirkan puasa. Dalam Mazmur 35:13, kita membaca, “aku menyiksa diri dengan puasa” Sautu pemikiran yang tidak kita jumpai di gereja kita saat ini tetapi sesuatu yang diperlukan. Puasa sangat penting selama masa penawanan (captivity) Israel sebab mereka menambah empat puasa disamping puasa untuk Hari Penebusan. Pentingnya puasa sungguh-sungguh tidak diketahui bagi kita orang kristen yang hidup di jaman modern. Kebanyakan orang berpendapat bahwa puasa hanya dilakukan  secara rahasia. Kitab Nehemia 7:73 sampai 9:38 mencatat puasa yang umum. Puasa digunakan untuk beberapa peristiwa yang berbeda. 1. untuk memperingati penawanan Yerusalem 2. untuk memperingati pembakaran Bait Allah. 3. puasa juga untuk memperingati pembunuhan Gedoliah. 4. puasa untuk memperingati pengepungan Yerusalem. Puasa juga dicatat dalam Perjanjian Baru dimana orang Farisi melakukan puasa dua kali seminggu yaitu hari Senin dan hari Kamis. Sekarang ini kalender Yahudi mengijinkan 22 puasa ditambah puasa Hari Penebusan.

Perjanjian Lama mempunyai enam ukuran untuk puasa. 1. ……….. dari makanan, mungkin hanya dengan mengkonsumsi makanan miju-miju (lentil=sejenis kacang-kacangan). 2. Pada waktu seseorang merendahkan hati untuk mencari wajah Allah. Sering kali ini termasuk pertobatan. “dan saya menaruh wajahku kepada Tuhan Allah, untuk mencari dengan doa dan permohonan dengan puasa dan pertobatan.” 3. Berpuasa adalah untuk pengakuan dosa dengan merendahkan diri kepada Allah. 4. Waktu berpuasa adalah waktu perantaraan yang benar untuk diri mereka dan oaring lain. 5. Puasa adalah waktu untuk sedekah (alms), memberi kepada yang miskin. 6. Hidup ketika seseorang berdoa dan berjanji kepada Allah. Rupanya orang Yahudi dalam PErjanjian Lama tahu bagaimana mereka membela masalah mereka di hadapan Allah. Kita sebagai anak-anak Allah perlu untuk memasukkan prinsip puasa ini ke dalam hubungan kita kepada Allah. Saya kira gereja PErjanjian Baru tidak cukup merendahkan diri mereka di hadapan Allah. Saya kira kita tidak sungguh-sungguh mengerti kesucian dan kebesaran Allah. Puasa adalah sebuah tanda rasa hormat kita kepada Allah yang Kudus. Walaupun kita memiliki personil Allah kita perlu mengerti bahwa Dia adalah Allah dan kita hanyalah manusia, ciptaan-Nya. Semua Kultus di seluruh dunia lebih menunjukkan rasa hormat terhadap allah mereka yang tidak benar dari pada yang kita lakukan terhadap Allah kita yang benar

Puasa telah dilupakan dalam gereja-gereja kita saat ini dan kita tentu perlu untuk kembali kepada ukuran yang lama, yaitu sesuai dengan Alkitab. Kita mempunyai beberapa alasan untuk berpuasa saat ini seperti yang dimiliki oleh orang Yahudi saat itu. Mereka berpuasa untuk mengungkapkan perkabungan yang dalam (I Samuel 31:13). “Mereka mengambil tulang-tulangnya lalu menguburkannya di bawah pohon tamariska di Yabesh. Sesudah itu berpuasalah mereka tujuh hari lamanya.”  Saudara-saudara, disini orang-orang menunjukkan sakit mereka dengan puasa kepada Allah. Sekarang sudah banyak berbeda, orang mengadakan pesta dan bukan puasa saat kematian teman atau orang yang dicintai. Orang Yahudi juga melakukan puasa untuk menghindari murka Allah terhadap dosa-dosa mereka. Raja Daud berdoa dan berpuasa karena anaknya yang sakit mencari Allah agar Allah tidak murka. “Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah.” II Samuel 12:16. Mungkin kita berdoa tetapi tidak berpuasa. Alasan ketiga orang-orang Yahudi berpuasa adalah untuk mengungkapkan pertobatan dan dukacita atas dosa. Yunus 3:7 mencatat seluruh kota dari raja sampai bawah berpuasa untuk menunjukkan dukacita mereka atas dosa yang telah mereka lakukan.

Gereja kita takut untuk melakukan puasa karena orang-orang. Kita hidup di jaman kebebasan. Kita tidak pernah melakukan kesalahan, hal-hal lainnya yang salah. Kita tidak dapat berpuasa, karena puasa dapat membuat kita sakit. Mungkin saudara mengatakan, kata dokter saya harus makan makanan yang banyak, jika saya ingin bertumbah dengan kuat.

Kita perlu berhenti menggunakan maaf dan menyebutnya bahwa ini merupakan kelemahan. Kita tidak memiliki kemauan yang kuat. Kita tidak melihat perlunya berpuasa. Kita tidak mempunyai tujuan dalam berpuasa. Atau kita tidak ingin nampak munafik. Dan seterusnya kita dapat memberikan banyak alasan, tetapi semuanya itu sebenarnya masuk dalam kategori “kelemahan”.  

Mengapa kita harus berpuasa ?

Saya kira kita dapat mengatakan untuk mengikuti teladan Yesus. Dia adalah teladan kita dan sebagai orang Kristen kita seharusnya hidup seperti Dia dan Dia sering berpuasa. Tentu Yesus bukan memenuhi hokum dalam berpuasa, tetapi Dia lebih dari sekedar yang dilakukan oleh orang Yahudi, dan kita tahu pasti nahwa Dia berpuasa 40 hari dan empat puluh malam setelah Dia dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan. “Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam” Matius 4:2. Saya percaya Yesus berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam,  puasa pasti sangat penting bagi orang kristen.

YEsus tidak hanya mengajar kita untuk berpuasa tetapi Dia juga meperingatkan kita terhadap penyalahgunaan puasa. “Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.” Matius 6:16.  Pertama Yesus menunjukkan kepada kita betapa pentingnya puasa. Kedua Dia mengajarkan kepada kita untuk melakukan puasa dari hati bersih dengan motif yang bersih juga.

Yesus juga meluangkan waktu mengajar murid-muridnya pentingnya berpuasa dan dalam Matius 6:17-18, Dia mengajar mereka untuk berpuasa kepada Allagdan Allah akan memberikan upah kepada mereka. Jangan seperti orang Farisi, yang berpuasa untuk manusia, mereka berpuasa untuk mendapatkan kehidupan rohani mereka atau karena kewajiban terhadap Allah, tetapi kalau kita berpuasa, kita harus berpuasa dengan hati yang bersih kepada Allah.

Yesus menghubungkan puasa dengan  doa dalam Markus 9:29, dan mengajarkan kepada kita dalam Matius 17:21 bahwa setan tertentu hanya dapat diusir dengan berdoa dan berpuasa. Puasa sangat penting bagi orang Kristen dan setiap orang perlu menyadari pentingnya puasa tersebut. 

Orang Kristen perlu berdoa dan berpuasa lebih sering di hadapan Allah daripada yang telah mereka lakukan. 

Apakah ada cara puasa yang salah ?

Ya. Seperti segala sesuatu yang kita lakukan ada cara yang benar dan ada cara yang salah. Mungkin kita akan mengambil cara yang kita anggap jauh lebih baik dan menyalahgunakannya, Seperti makan terlalu banyak. Seperti yang terdapat dalam Yesaya 58:3-5. Ayat 3 menunjukkan pada kita bahwa kita seharusnya tidak melakukan puasa kita kepada Allah untuk mencari keuntungan kita. Seharusnya kita tidak menyakiti jiwa kita atau menjauhkan diri kita dari makanan agar dilihat oleh Allah. Kita tidak melakukan hal-hal ini untuk Allah tetapi untuk kesenangan pribadi. “Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya ?Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga ?Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.” Lukas 18:12 mencatat “Aku berpuasa 2kali seminggu, aku memberikan seper sepuluh dari semua penghasilanku.”  Karena orang berpuasa dan menjadi sombong  maka puasa itu sia-sia. Hal-hal yang kita lakukan sebagai orang kristen harus dilakukan dari hati yang suci dan motif yang suci.

Dalam ayat 4 Yesaya 58 tadi Allah menunjukkan kepada kita dimana beberapa orang berpuasa bahkan untuk percekcokkan dan debat. Saudara menjadi jahat dalam puasa saudara yang sia-sia. Mereka berpuasa tetapi untuk alasan yang salah. Kita seharusnya berpuasa agar Allah mendengarkan doa-doa kita bukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

Mereka bahkan bertobat dengan penampilan tidak berpuasa. Setiap orang yang melihat mereka akan mengira bahwa mereka sedang mencari wajah Allah tetapi sebenarnya mereka sedang melakukannya untuk manusia. Misalnya saya diberitahu oleh beberapa orang bahwa di suatu Negara orang-orang berpenampilan seperti orang miskin dan pergi keluar untuk meminta-minta mereka sebenarnya tidak miskin mereka hanya kelihatan miskin. Ini adalah cara yang sama dengan orang-orang yang berpuasa dimana mereka sebenarnya tidak sedang mencari Allah tetapi mencari keinginan manusia. 

Apakah keuntungan puasa ?

Puasa adalah menjadi bagian dari Gereja perjanjian baru. Menurut               2 korintus 6:5 dan 2 korintus 11:27 Rasul Paulus meluangkan banyak waktu untuk berpuasa dihadapan Tuhan. Gereja perjanjian baru berpuasa dan berdoa dalam Kisah Para Rasul 13:3 Sebelum mengutus Paulus dan Barnabas sebagai misi. Banyak jiwa dimenangkan oleh kesetiaan dari mereka yang melayani Allah dan puasa membawa puasa yang khusus bagi manusia.

Kalau melihat puasa dari segi medis atau fisik, ini baik untuk tubuh, kebanyakan dari kita makan terlalu banyak dan kita perlu mengistirahatkan sitim pencernaan kita pada waktu-waktu tertentu untuk kesehatan kita. Orang yang berat badannya berlebihan baik untuk melakukan puasa agar dapat mengurangi berat badan. Seorang dokter dari Amerika telah menulis, “setelah saudara berpesta seharusnya saudara berpuasa”.

Orang kristen mencari kehendak Allah dapat meluangkan waktu untuk berdoa dan berpuasa: dengan pikiran yang lebih bersih mereka akan dapat berpikir lebih masuk akal dan mengevaluasi lingkungan yang bermacam-macam, mereka berada didalam lingkungan yang jauh lebih baik. Selanjutnya puasa dipertunjukkan kepada Tuhan dengan ketuluasan hati bahwa kita mau berseru dan terus berseru kepada-Nya sampai Dia memberikan jawaban.

Arti puasa yang sebenarnya adalah menjauhkan diri dari makanan untuk tujuan rohani. Dr. Jone menunjukkan dengan jelas perbedaan antara puasa dan disiplin: disiplin adalah sesuatu yang kita lakukan setiap hari atau sepanjang hari, sedangkan puasa  sesuatu yang sangat istimewa untuk keadaan yang tidak biasa. Inilah pendapat untuk kita agar kita dapat mengingat bahwa puasa seharusnya tidak dilakukan secara rutin atau secara mekanis. Puasa seharusnya dipimpin oleh Roh Kudus dan digunakan menurut perintah-Nya dalam jangka waktu yang akan Dia tentukan. Dengan kata lain, peganglah janji saudara kepada Allah menurut kekuatan suadara untuk berpuasa sampai Allah membebaskan saudara.