GODAAN DAN PENCOBAAN MANUSIA

            Godaan mempunyai dua arti yaitu suatu usaha untuk membujuk seseorang agar mau melakukan kejahatan; atau suatu ujian yang secara rohani bertujuan baik. Di jaman modern kata godaan secara sederhana berarti “memikat” akan tetapi arti yang paling pokok adalah “menguji atau mencoba”. Menurut pengertian yang terakhir mungkin dikatakan bahwa Allah mencobai manusia. Dia tidak mengajak manusia untuk berbuat dosa, tetapi Dia hanya menguji kesetiaan mereka. Hanya Yesus yang mampu untuk bertahan dari semua godaan. Alkitab memberitahukan kepada kita bahwa Yesus juga dicobai dalam segala  hal seperti kita. Selama hidup-Nya, Dia dicobai seperti kita tetapi Dia tidak jatuh ke dalam dosa.

            Di dalam Matius 4 dan Lukas 4 dikatakan bahwa bahkan Yesus dicobai untuk menggunakan kekuatan supranatural-Nya, tetapi tidak menyerah dalam pencobaan itu. Tidak juga dalam kesenangan jasmani-Nya. Sebenarnya Dia dapat mengubah batu menjadi roti dengan mudah, tetapi Dia menahan cobaan Iblis di Padang gurun itu. Saudara-saudara yang terkasih, sulit bagi kita untuk menyangkal diri kita terhadap hal-hal kemewahan, tetapi Kristus menyangkal Diri-Nya, roti diperlukan untuk hidup. Kristus hanya tidak mengijinkan diri-Nya menyerah kepada keinginan Iblis. Saudara-saudara, jika Dia menyerah, Dia tidak akan pernah menjadi Imam besar kita. Dia harus mendapatkan kemenangan atas dosa, tidak menyerah pada dosa.

            Sebagai orang Kristen kita perlu untuk mengikuti teladan Kristus, dan tidak menyerah kepada pencobaan-pencobaan ketika pencobaan-pencobaan itu datang dalam hidup kita. Kebanyakan dari kita menganggap biasa jika kita kalah dalam pencobaan. Beberapa di antara kita mungkin menyalahkan Iblis. Ada sebuah peribahasa kuno di Amerika ketika orang jatuh ke dalam dosa. Mereka akan memberikan alasan dengan mengatakan, “Iblis-lah yang membuat saya melakukan hal itu” Itu adalah kebohongan Iblis yang lainnya. Tentu kita tahu bahwa ini hanya akan membenarkan dosa. “Tetapi setiap orang dicobai, ketika seseorang berusaha menjauhkan diri dari keinginannya sendiri, dia justru akan tertarik kepada keinginan tersebut. Kemudian ketika keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa. “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.” Yakobus 1:12.

            Firman Allah memberitahukan kepada kita  bahwa kita dicobai oleh keinginan kita sendiri. Setiap  orang mendapatkan pencobaan yang tidak sama tetapi semua mendapatkan hasil yang sama yaitu dosa. !

            Contohnya, seorang pencuri mungkin tidak dicobai oleh alkohol tetapi uang disekitarnya akan menggoda dia untuk mengambilnya. Seorang penipu, tidak dicobai oleh dosa seks, tetapi ketika diketahui bahwa ia telah berbuat salah maka dia akan tergoda untuk berbohong, dikarenakan keinginannya sendiri. Allah mengatakan kepada kita bahwa kita dicobai oleh keinginan kita sendiri, tetapi keinginan itu sendiri sebenarnya bukan dosa, keinginan menjadi dosa ketika kita menyerah kepada keinginan yang menyebabkan dosa.

            Kita harus ingat bahwa cobaan kita bukan “seperti” pencobaan yang dialami oleh Kristus, tetapi Dia tidak jatuh dalam dosa. Kita harus mengikuti teladan kita yaitu”Kristus”. I Korintus 10:13, mengatakan, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”

            Allah adalah setia untuk memberikan jalan bagi kita untuk keluar dari pencobaan yang datang dalam hidup kita. Marilah kita mengikuti Allah seperti yang dilakukan Yesus dan kita akan berbahagia karena kita memperoleh kemenangan atas pencobaan. “Berbahagialah bangsa yang demikian keadaannya ! Berbahagialah bangsa yang Allahnya ialah Tuhan !” Mazmur 144:15. 

BAGAIMANA CARA KITA UNTUK MENGHINDAR DARI COBAAN ?

            Jawaban yang paling tepat untuk pertanyaan ini dapat kita temukan dalam     Roma 13:14, “Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.”

            Allah sedang mencoba untuk memberitahukan kepada kita agar kita tidak berada di tempat yang akan menyebabkan kita berbuat dosa. Contohnya orang muda yang berpacaran seharusnya tidak hanya berdua saja. Karena ini akan memberikan kesempatan pada kita untuk memenuhi nafsu kita. Hal ini sangat berbahaya bagi anak muda jika hanya berdua-an saja. Ada banyak bayi yang lahir  di luar pernikahan sebab orang Kristen tidak mau mendengarkan firman Allah.

            Jika seorang tergoda oleh alkohal ia seharusnya tidak berada di tempat yang menyediakan alkohol. Seorang pencuri seharusnya tidak bekerja di sebuah bank. Seorang pecandu obat terlarang seharusnya tidak bekerja di toko obat. Semua itu merupakan tempat-tempat pencobaan bagi mereka oleh sebab itu mereka perlu jauh dari tempat-tempat tersebut.

            Masalahnya adalah setiap orang adalah subyek bagi pencobaan. Setiap,orang dicobai dalam satu hal atau suatu hal yang lainnya, hal-hal yang dapat mencobai saya adalah tidak sama dengan hal-hal yang dapat mencobai saudara, demikian juga sebaliknya. Yakobus 1:14, mengatakan kepada kita “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.” Jadi ! dengan pengertian ini dalam pikiran, kita sekarang menyadari hal ini sering terjadi dalam hidup kita.  Jika kita tidak mengatur keinginan kita, maka Iblis akan menyediakan suatu cara bagi kita untuk memenuhinya.

APAKAH  DICOBAI  ITU  DOSA ?

Jawaban untuk pertanyaan itu adalah “tidak”. Setiap orang dicobai, saudara, saya, ataupun pemimpin gereja besar yang pernah hidup telah dicobai. Yesus pun dicobai di padang gurun setelah Dia dibaptiskan. Dia tidak hanya dicobai, tetapi dicobai selama empat puluh hari dan kita tahu bahwa Yesus adalah orang yang tidak berdosa. 

Hal itu bagaimana Yesus memihak kepada kita “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.” Ibrani 4:15. Sebagai Imam Besar kita Dia mengerti dan tahu apa yang diperlukan untuk  dapat bertahan dalam mengahadapi pencobaan-pencobaan.           

Dosa dalam pencobaan adalah, “apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa.” Yakobus 1:15.  Iblis tahu kelemahan-kelemahan kita dan mencobai kita melalui kelemahan-kelemahan tersebut. Dia tahu jika kita jatuh, maka kesaksian kita untuk Allah akan hilang. Kerja kita hilang bersama dengan kesaksian kita. Sebagian besar orang jatuh ke dalam dosa menjadi korban perang. Mereka menjadi timpang dalam peperangan jiwa dan tidak lagi pergi ke gereja. Allah telah menempatkan banyak orang Kristen di rak karena kegagalan mereka untuk menolak cobaan. Walaupun “dicobai” itu tidak dosa, tetapi akan menjadi dosa ketika kita menyerah pada pencobaan itu. Oleh sebab itu kita harus belajar untuk mengetahui pada waktu Iblis mencobai kita. 

MENGAPA  HARUS  DICOBAI ?

Untuk menjawab pertanyaan itu kita harus kembali pada arti dari kata pencobaan menurut alkitab. Pencobaan mempuyai dua arti yang pertama “memikat” dan arti menurut terjemahan King James adalah “menguji atau mencoba” Allah mencoba anak-anak-Nya.

            Kejadian 22:1, mengatakan, “Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham.” Di sini mencoba mempunyai beberapa maksud 1) Ini menguji ketaatan Abraham. 2) Munguji Imannya 3) Dia dikuatkan oleh cobaan ini 4) dan ini memberikan teladan agar kita dapat mengikutinya.

            Allah menguji tetapi tidak pernah mencobai kita dengan kejahatan sebab ini bukan maksud Allah agar kita melakukan kejahatan.  “Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata : ‘Pencobaan ini datang dari Allah!’ Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.” Allah hanya menguji iman dan ketaatan kita, pada-Nya. Walaupun Dia sudah tahu apa yang akan kita lakukan, ujian ini dapat digunakan untuk menunjukkan kepada orang lain bagaimana cara untuk memberi reaksi selama ujian yang diberikan.

            Menurut Yakobus 1:2-3, kita seharusnya “anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.”

            Sekarang kita memiliki gambaran yang utuh tentang pencobaan kita, kita perlu untuk bahagia karena mengetahui bahwa Allah sedang bekerja dalam hidup kita untuk membuat kita menjadi lebih baik.