KETERPISAHAN   

Saudara-saudara, apa pendapat orang Kristen tentang keterpisahan? Orang Kristen tidak boleh menjadi bagian dari apa dan mengapa? Mungkin ini adalah salah satu pertanyaan yang sering kita dengar dari waktu ke waktu. Saudara-saudara mengapa kita tidak boleh menjadi bagian dari dunia ini. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Kita tinggal di dunia dan bagaimana mungkin kita tidak boleh menjadi bagian dari padanya? I Yohanes 2:15 memberikan satu jawaban yang mungkin tidak begitu mengenakkan hati kita. “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang  mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.” 

Saudara-saudara, untuk mengerti Firman Tuhan hari ini, marilah kita lebih dahulu mengerti arti kata “dunia” di dalam Kitab Suci. Kalau kita melihat kata”dunia” di dalam Yohanes 3:16 misalnya, maka kita akan mengerti bahwa kata “dunia”  di sini mempunyai arti yang berbeda. Yohanes 3:16 berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Saudara-saudara, kata “dunia” di sini artinya “orang” dan itu menunjuk pada “setiap orang yang berdosa yang lahir pada masa lampau, sekarang, dan masa yang akan datang” Sementara di dalam I Yohanes 2:15 di atas, kata “dunia” menunjuk pada pada “keinginan mata”, “keinginan daging”, atau “kenikmatan duniawi”. Kata”dunia” di sini menunjuk pada keadaan dunia pada masa sekarang ini yang ada di dalam kekuasaan Iblis. Namun, saya ingin katakan bahwa itu bukan berarti kita harus menolak berkat-berkat jasmani yang telah Allah berikan untuk kita semua. Semua berkat jasmani itu diberikan kepada kita dengan berkelimpahan supaya kita bisa menikmatinya. I Timotius 6:17 mengatakan hal itu dengan jelas, “melainkan pada Allah yang dalam kekayaanNya memberikan kepada  kita segal sesuatu untuk dinikmati.” Saudara-saudara, berkat jasmani itu meliputi banyak hal: anak-anak, derai tawa, kesehatan, semua jenis kehidupan sosial yang bersih dan benar, keindahan alam, bahkan bunga-bunga yang sedang mekar di taman. Semua itu tidak bertentangan dengan Firman Tuhan dan tidak berdosa. Semua itu Allah berikan kepada kita untuk dinikmati. 

Namun saudara-saudara, masalahnya adalah kita cenderung menyalahgunakan dan memakai semua berkat itu dengan cara yang salah. Tuhan Yesus menikmati semua hal seperti kita juga. Tuhan Yesus memiliki kehidupan sosial yang luas, tetapi Ia tidak berdosa. Misalnya Ia makan di rumah orang Farisi, yang menurutNya sendiri adalah salah satu kelompok orang yang paling banyak berbuat dosa pada masa itu. Yesus juga menghadiri upacara pernikahan di Kana, di mana Ia mengubah air menjadi anggur. Namun sekali lagi, Yesus tidak berbuat dosa. Bahkan Yesus pernah dituduh sebagai “Pelahap” di dalam Matius 11:16-19.  Ayat 19 berkata, “Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya”. Saudara-saudara, kalau kita tidak ingin menjadi bagian dari dunia ini, kita harus tahu mana yang benar dan mana yang salah. 

Tentu saja ada kalanya kita dapat tahu dengan pasti mana yang benar dan mana yang salah, misalnya dalam hal pernikahan antara orang percaya dan orang tidak percaya. Alkitab dengan jelas melarang pernikahan seperti itu. II Korintus 6:14-17 berkata dengan tegas tentang pernikahan seperti itu. “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang tak percaya.” Kitab Suci tidak hanya melarang pernikahan seperti itu, tetapi juga memberikan satu alasan mengapa. Amos 3:3 menanyakan kepada kita, “Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?” Firman Tuhan yang baru kita baca ini tidak akan pernah berubah dan masih berlaku sampai sekarang. 

Hal yang lain dapat kita ketahui dengan pasti ialah bahwa kita harus menolak menjadi bagian dari ketidakbenaran atau kedurhakaan. Sekali lagi II Korintus 6:14 berkata, “Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan?” Saya percaya bahwa ayat ini juga termasuk hubungan business antara orang percaya dan tidak percaya. Kalau ada dari Saudara yang memiliki hubungan business dengan orang tidak percaya, maka bersaksilah untuk mereka dan dengan hidup Saudara dan  tunjukkanlah kepada mereka bahwa Saudara adalah anak-anak Tuhan. 

Hal ketiga yang dapat kita ketahui dengan pasti adalah bahwa kita tidak boleh menjadi bagian dari kegelapan. Saudara-saudara, saya tidak berbicara tentang keadaan gelap secara fisik karena tidak ada penerangan listrik, tetapi lebih kepada kegelapan rohani. II Korintus 6:14 juga memberitahukan kita. “atau bagaimanakah terang dapat bersatu  dengan gelap?” Saudara-saudara, kita sebagai orang Kristen adalah terang dari Kristus, dan Yesus Kristus sendri adalah Terang dunia. Semua orang dan semua hal yang melawan Allah adalah musuh kita juga. Kita tidak boleh mengijinkan atau menjadi bagian dari padanya. 

Hal keempat yang kita bisa ketahui dengan pasti ialah tentang “Belial”  atau “si Iblis tua”. Dalam II Korintus 6 ayat yang ke 15 kita membaca,”Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial?” Kita semua sebagai orang Kristen adalah anak-anak Allah yang hidup dan bukan menjadi milik orang atau kuasa lain.  

 Hal yang kelima ialah tentang “orang  yang tidak percaya”. Dalam ayat yang sama kita juga membaca, “Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?” Saudara-saudara, sebagai orang Kirsten kita tidak boleh menjadi bagian dari orang-orang seperti itu. 

Hal yang keenam dapat kita baca di dalam ayat yang ke 16. “Apakah hubungan bait Allah dengan berhala?. Saudara-saudara kita juga harus menolak menjadi bagian dari penyembahan berhala. Marilah kita juga menbaca I Korintus 6:19, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” Saudara-saduara, setiap orang Kristen adalah bait Allah yang menjadi milik Allah. 

Hal yang ketujuh yang dapat kita ketahui dengan pasti adalah kita harus menolak menjadi bagian dari mereka yang mengajarkan ajaran yang sesat dan mereka yang suka bersilat lidah tentang kebenaran ajaran agama. I Timotius 6:5 memperingatkan kita, “percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.” Saudara-saudara Alkitab sering memperingatkan kita akan hal ini. Saudara-saudara bisa membaca di dalam I Timotius 1:4, I Timotius 4:7, atau Galatia 3:2. 

Hal kedelapan yang kita tahu dengan pasti ialah bahwa kita harus menolak menjadi bagian dari mereka yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus. Bahkan dalam II Yohanes : 9-11, kita diajarkan untuk tidak mengijinkan orang-orang seperti itu masuk ke dalam rumah kita, supaya kita tidak mendapat bagian dari perbuatan mereka yang jahat.  

Hal kesembilan yang harus kita tolak dengan tegas dalam hidup kita ialah dosa dan ketidakudusan. I Petrus 1:16 berkat dengan sangat jelas, “Sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” 

Saudara-saudara, Firman Tuhan hari ini saya kita akan tidak lengkap, kalau kita juga tidak berbicara tentang hal-hal yang tidak kita ketahui dengan pasti. Marilah kita mulia dengan “waktu”. Berapa banyak kita harus menyembah Allah?” Tentu saja Saudara-saudara sudah tahu bahwa kita harus menyembah Allah, tetapi kita tidak tahu dengan pasti berapa banyak atau berapa lama. Alkitab tidak banyak memberitahukan kita tentang hal ini. Bagaimana dengan business, kuliah atau sekolah, keluarga, dan hiburan? Saudara-saudara, terlalu banyak meluangkan waktu dari salah satu hal di atas adalah salah, khususnya kalau kita hubungan dengan tanggung jawab di dalam hidup kita. 

Hiburan sebenarnya menyenangkan dan sah-sah saja. Namun, kalau kita melakukannya terlalu berlebihan, maka hiburan itu menjadi tidak sehat. Demikian juga dengan olahraga. Olahraga sangat penting dan dapat menyehatkan kita, tetapi juga harus dilakukan secara seimbang. Semua hiburan seperti: berdansa, bermain kartu, menonton teater, majalah, melukis, model rambut dan pakaian yang terbaru, hobi, TV dan lain-lain. Alkitab tidak banyak memberitahukakan kita tentang itu semua. Jenis-jenis hiburan seperti ini sering kita masukkan dalam daerah abu-abu, yaitu: tidak putih dan tidak juga hitam.  Saudara- saudara, yang biasa saya lakukan kalau saya melakukan salah satu hiburan ini ialah saya akan bertanya kepada diri saya sendiri apakah yang saya lakukan ini akan menjadi batu sandungan bagi saudara saya atau apakah ini memuliakan nama Tuhan. Kalau itu tidak menjadi batu sandungan bagi saudara kita, dan apa yang Saudara lakukan itu memuliakan nama Yuhan, maka Saudara boleh menerima itu sebagai bagian dari hidup Saudara. Mengapa? Karena kita tahu bahwa semua yang kita lakukan harus kita lakukan untuk kemuliaan nama Tuhan. 

Saudara-saudara, tetapi kalau apa yang saya lakukan akan menghancurkan kesaksian saya untuk Tuhan, maka saya akan menolak hal itu. Kalau apa yang saya lakukan akan membuat orang lain meninggalkan Allah, maka saya tidak akan melakukan hal itu lagi.Saudara-saudara, kesaksian saya tentang Yesus adalah salah satu yang berharga dalam hidup saya. Saya tidak mau melakukan sesuatu apapun yang dapat menghancurkan kesaksian saya itu. 

Saudara-saudara, saya juga akan menolak melakukan sesuatu yang dapat menghambat saya secara moral dan yang dapat membawa saya kepada dosa. Misalnya, kalau bermain kartu membuat saya berjudi, maka saya tidak mau melakukan itu lagi. Contoh lainnya, kalau berdansa membuat saya memiliki pikiran yang kotor dan melakukan hal-hal yang tidak suci, maka saya akan mau melakukan itu lagi. Saudara-saudara, saya percaya banyak orang Kristen tidak menyadari pengaruh rohani dari perbuatan-perbuatan seperti itu. 

Beberapa petunjuk umum yang ingin saya bagikan kepada Saudara ialah: 

Pertama, kalau apa yang saya lakukan menjadi batu sandungan saudara saya, maka saya tidak akan mau melakukan hal itu. I Korintus 8:13 berkata, “Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.” Saudara-saudara, apabila rasul Paulus mau meninggalkan semua kesenangan dan kenikmatan dunia yang dapat menghambat kesaksiannya kepada Kristus, maka kita seharusnya juga mau melakukan hal yang sama. Saudara-saudara, kita adalah orang Kristen seperti juga rasul Paulus, dan kita melayani Allah yang sama.

 Kedua, kita harus senantiasa meminta bimbingan dari Allah dan berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia. Saudara-saudara bisa membaca ini di dalam Kisah Para Rasul 24:16. 

Ketiga, semua yang kita lakukan harus menjadi kemuliaan untuk Tuhan. Kolose 3:17 berkata, “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan dan perbuatan, lakukanlah semua itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” Saudara-saudara, pertanyaan seperti seharusnya ada di setiap bibir orang Kristen. Apakah saya boleh berdansa?, Apakah saya boleh minum minuman beralkohol?, Apakah saya boleh berpakaian seperti artis Hollywood? Dan masih membawa kemuliaan untuk Tuhan? Kalau jawaban dari doa Saudara adalah “TIDAK!”, maka jangan lakukan semua itu. Yakobus 4:17 berkata, “Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” 

Saudara-saudara, yang keempat ialah kita harus pandai-pandai memakai akal sehat yang telah Allah berikan kepada kita. Allah kita adalah Allah yang beperkara dan Ia rindu untuk beperkara dengan semua umatNya. Yesaya 1:18 mengajarkan kepada kita, “Marilah, baiklah kita beperkara!”. Saudara-saudara, saudara mungkin tidak akan lebih banyak berbuat dosa, kalau saja kita mau memakai akal budi kita. 

Petunjuk yang kelima. Kita harus menolak menjadi bagian dari semua hal yang dapat membahayakan tubuh kita, baik fisik, mental, atau emosional. Banyak dosa mungkin tidak akan melukai saudara secar fisik, tetapi secara emosional akibatnya sangat dalam.Misalnya, berhubungan seks dan melahirkan anak di luar pernikahan tidak akan melukai Saudara secara fisik. Tetapi secara emosional akibatnya sangat dalam, baik untuk si wanita atau si pria. Saudara-saudara, sekarang sudah terbukti bahwa minuman keras secara fisik berbahaya bagi tubuh kita. Barangkali sekarang Saudara tidak merasakan apa-apa, tetapi ketika waktunya tiba, Saudara akan merasakan semua akibat buruk dari muniman itu. Kita sekarang juga tahu bahwa minuman keras juga berbahaya bagi janin dan bisa menyebabkan kelahiran yang tidak normal. I Korintus 6,19-20 berkata bahwa tubuh kita bukan milik kita sendiri dan kita wajib membawa kemuliaan untuk Allah dengan tubuh kita. 

Satu pertanyaan yang harus kita tanyakan kepada diri kita sendiri ialah apakah yang kita lakukan ini membawa kemulian bagi Tuhan. Allah harus menyetujui terlebih dahulu apa yang akan kita lakukan, karena Ia telah memberikan hidupNya untuk kita. Hanya Kristuslah dan bukan yang lain yang sudah membayar lunas semua dosa kita. Kalau saudara-saudara berkata bahwa saudara-saudara adalah anak-anak Allah, maka tubuh yang saudara miliki bukan menjadi milik Saudara, tetapi milik Yesus. Kalau Tuhan Yesus melarang kita, jangan lakukan itu. I Petrus 2:21 berkata, “Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya.” 

Hal yang ketujuh ialah tentang kesaksian. Apakah yang saya lakukan akan menguatkan kesaksian saya atau sebaliknya? Saudara-saudara, sebagai orang Kristen, kita harus mau memberikan kesaksian kepada orang lain. Apakah kita sendiri yang tahu bahwa kita adalah orang Kristen? Apakah yang telah kita lakukan untuk Tuhan? Apakah kita hidup untuk Tuhan atau diri kita sendiri? Saudara-saudara, kita harus ingat bahwa Tuhan Yesus telah mati untuk kita supaya kita boleh hidup untuk Dia.  

Mengakhiri Firman Tuhan hari ini, saya ingin membaca dari II Korintus 6:17. “Sebab itu: keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.”