PERTOBATAN         

Di bawah perintah hukum dan korban Perjanjian Lama, orang mengaku dosanya memberikan korban dan kemudian seringkali kembali melakukan dosa yang sama.

Dibawah perintah Perjanjian Baru,  pertobatan sangat berbeda. Ini bukan hanya pengakuan saja, tetapi berbalik dari dosa itu sehingga akan memperoleh pengampunandari Tuhan. Kisah Para Rasul 20:21, “Aku senantiasa bersaksi kepada orang Yahudi dan orang-orang Yunani , supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus”. Ini disebut “pertobatan” yang membawa hidup, sebab pikiran yang baru tidak hanya jauh dari kejahatan, tetapi memiliki hidup yang didapatkan di dalam Yesus Kristus.(Kisah Para Rasul 11:18), “Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.”

Pertobatan juga di sebut pertobatan yang membawa keselamatan                         (II Korintus 7:10), “Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan…”. Dalam kalimat tersebut “tidak akan disesalkan”, artinya bahwa seseorang tidak akan kembali lagi kepada dosa itu. Maksudnya sikap yang berubah terhadap dosa, tidak lagi kembali kepada perbuatan yang salah.

Semua orang yang pernah dilahirkan kembali harus bertobat, orang yang masih mengulangi dosa yang sama, jauh dari pertobatan dan tidak akan mendapatkan keselamatan. Saudara-saudaraku, ini bukan perkataan pendeta, tetapi apa yang dikatakan Yesus. Yesus adalah contoh kita yang sempurna. Kotbah-Nya yang pertama setelah Dia dibaptis adalah tentang pertobatan. (Matius 4:17), ‘Sejak waktu itulah Yesus memberitakan : “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat !”. (Lukas 13:3), “Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas  cara demikian”. Saudara-saudaraku yang terkasih, kita harus ingat bahwa “pertobatan” datang sebelum percaya. (Markus 1:15), “bertobatlah dan percayalah kepada Injil”. Pertobatan datang sebelum pengampunan, (Lukas 24:47), “dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengapunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.” Pertobatan datang sebelum sadar. (Kisah Para Rasul 3:19), “Karena itu sadarlah dan bertobatlah supaya dosamu dihapuskan.” Pertobatan diperintahkan oleh Allah, (Kisah Para Rasul 17:30), “Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan , maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat.” Ya, saudara-saudara, percayalah bahwa pertobatan adalah hal yang paling penting yang dapat saudara lakukan.

Pertobatan merupakan bagian terpenting dalam Alkitab, disebutkan lebih dari seratus kali. Tentu saja saudara tahu bahwa hal ini menjadi pokok pembicaraan dari apa yang disampaikan Yohanes Pembaptis, yang membuka jalan untuk Kristus.          

  (Matius 3:1-2), ‘Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan : “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat.”  Ketika Yesus mengutus murid-murid-Nya, Dia memerintahkan kepada mereka untuk memberitakan pertobatan. (Markus 6:12), “Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat.”  Setelah hari Pentakosta, murid-murid memberitakan pertobatan, Kisah Para Rasul 2:38, ‘Jawab Petrus kepada mereka : “Bertobatlah dan hendaklah kamu masin-masing memberi dirimu di baptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” Saudara-saudaraku hal ini juga disampaikan oleh Rasul Paulus, (Kisah Para Rasul 20:21) mengatakan, “aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.”  Saudara-saudaraku hal ini menjadi beban dihati Allah, bahwa semua orang harus bertobat,        

  (II Petrus 3:9), “Tuhan tidak lali menepati janji-Nya, sekalipun  ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” Ketika seseorang tidak mau bertobat maka akan membawa mereka menuju kebinasaan yang abadi. Menurut (Lukas 13:3), “Tetapi kalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.”

Sekarang marilah kita melihat pada sifat pertobatan sehubungan dengan orang pandai (Matius 21:30) mengatakan, ‘Dan anak itu menjawab : “Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.” Di sini kita mempunyai gambaran tentang seorang anak yang menolak untuk melakukan apa yang di minta oleh ayahnya, dengan sederhana ia berkata, “tidak”, tetapi setelah berpikir  ia merubah pikiran dan hatinya dan melakukan apa yang di minta ayahnya. Ini suatu gambaran yang indah tentang Bapa Sorgawi yang meminta manusia dimanapun juga untuk bertobat dari dosa-dosa mereka, dan mengikut Dia. Beberapa orang mengatakan “tidak”, tetapi kemudian mempelajari kebenaran tentang adanya dosa, bertobat dan mengikut Dia. Hanya sedikit orang yang mempelajari hal itu. Banyak orang yang hidup tidak bahagia di dalam dosa, mereka sedang mencari kebahagiaan tetapi tidak pernah mendapatkannya, sebab mereka mencari di tempat yang salah.

Saudara-saudara yang terkasih, pertobatan adalah suatu perubahan sikap kita dari dosa menuju kebenaran. Pertobatan mengajarkan kepada kita untuk membenci dosa dan belajar untuk mencintai kekudusan. Kita mempunyai suatu gambaran yang indah tentang hal ini dalam perumpamaan “Anak Yang Hilang”. Dia berpikir bahwa ia tidak bahagia tinggal bersama ayahnya : Dia meminta warisannya dan pergi untuk mencari kebahagiaan di dunia yang penuh dengan dosa. Saya tidak tahu berapa lama, tetapi dia terlibat dosa yang mengerikan. Dia merubah pikirannya setelah meninggalkan keluarganya kemudian ingin kembali lagi untuk mencari kebahagiaan yang sesungguhnya di bawah perlindungan ayahnya. Sebaliknya  banyak orang yang meninggalkan gereja untuk mendapatkan kebahagiaan yang mereka pikir dapat diperoleh di dunia untuk menghibur hatinya. Sebagai seorang pendeta ini menjadi alasan mengapa saya pergi ke suatu tempat.

Pertobatan artinya mempunyai hati yang berubah terhadap dosanya. Ketika Petrus minta orang-orang Yahudi untuk bertobat pada hari Pentakosta, maksudnya adalah mereka merubah pikiran mereka dari dosa. Mereka perlu menyadari bahwa kebahagiaan tidak dapat diperoleh di dalam dosa tetapi hanya di dalam Yesus. Mereka perlu menyadari bahwa Yesus bukan hanya manusia tetapi Tuhan.  Mereka harus berhenti dari orang yang menghina Tuhan atau seorang penipu, dan mengenal Dia sebagai Anak Allah, Mesias, dan Sang Penebus dunia.

Pertobatan juga mengubah emosi kita (II Korintus 7:9) mengatakan, “Namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat.” Seringkali perasaan kita mempunyai peranan yang besar dalam pertobatan. Ini suatu perjuangan yang berat dalam hidup seseorang. Di dalam Lukas 7, kita diberitahu sebuah cerita tentang seorang wanita yang hidup dalam kejahatan, tetapi ketika ia bertemu Yesus hidupnya berubah. Dia terlihat dalam perjamuan malam, mencium kaki Yesus dan membasuhnya  dengan air matanya, dan kemudian menyekanya dengan rambutnya. Semua ini dilakukannya dari pertobatan hatinya. Pertobatannya membuat dia mencintai Yesus yang ditunjukkan dengan mencium kakinya. Pertobatannya membawa penyesalan penuh sampai meneteskan air mata yang ia gunakan untuk membasuh kaki Yesus. Pertobatannya memberinya perasaan terharu kepada Juru Selamat, sehingga menyebabkannya menggunakan sesuatu yang pribadi untuk mengeringkan kaki Yesus. Saudara-saudara yang terkasih perasaan sangat sering mempunyai peranan yang besar dalam pertobatan. Dalam cerita lain di dalam Lukas 18 menceritakan tentang seorang yang berdosa yang memukul dadanya, berteriak kepada Allah untuk minta belas kasihan atas dosa-dosa yang telah ia lakukan dalam hidupnya. Bahkan orang ini merasa tidak layak untuk sekedar melihat sorga. Dia tahu bahwa dia dahulu orang berdosa dan tidak minta belas kasihan dari Allah yang Maha Suci. Tetapi Yesus berkata, karena hatinya orang ini diampuni. Saudara-suadaraku yang terkasih, betapa perlunya untuk memiliki pertobatan hati, kerendahan hati  dan datang ke hadapan Allah yang Suci mencari belas kasihan-Nya. Saudara-saudaraku, dalam bahasa Yunani kata pertobatan artinya menyebabkan suatu perhatian besar. Dalam bahasa Ibrani kata pertobatan artinya terengah-engah, mengeluh atau mengerang (memperlihatkan kesedihan). Mazmur 38:19 mengatakan , “Aku mengaku kesalahanku, aku cemas karena dosaku.” Saudara-saudara yang terkasih, kita harus menyesali dosa-dosa kita.

Pertobatan juga menyentuh keinginan. Dalam bahasa Ibrani kata “pertobatan” juga berarti “berbalik”. Kembali kepada perumpamaan “Anak Yang Hilang”, kita tahu dia mengatakan “saya akan bangun dan kembali kepada ayah saya” dan dia melakukannya saudara-saudaraku. Rasul Paulus berpendapat pertobatan adalah suatu pengalaman lebih dari satu tindakan, suatu pengalaman seperti bangun dan kembali. Pertobatan adalah dua kali lipat dari tindakan. Pertama, seseorang harus berbalik dari dosa-dosanya. Dia perlu berbalik arah 180 derajat. Ya, kita harus menyesali dosa-dosa kita, tetapi yang pertama dan yang terutama adalah berbalik dari dosa-dosa itu. Pada waktu kita berbalik dari dosa-dosa itu kita harus mengarahkan diri kita kepada Allah. Kita tidak lagi mengarahkan hidup kita untuk mencari kesenangan diri kita sendiri, tetapi kita akan mengarahkan hidup kita untuk mencari kehendak Allah atas hidup kita.        

  I Tesalonika 1:9, “. . . , bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Alllah untuk melayani Allah yang hidup dan benar.”  Kisah Para Rasul 26:18, “. . . dan berbalik dari kegelapan terang dan dari kuasa Iblis kepada kuasa Allah . . .” Jadi saudara-saudara yang terkasih, mari kita mengingat untuk berbalik dari sesuatu kepada sesuatu yang lain. Dan pada saat kita menyerahkan diri dalam pertobatan artinya kita berbalik dari dosa kita dan mengarahkan diri kita kepada Allah.

Sekarang sebagai kesimpulan, marilah kita melihat, bagaimana pertobatan bisa terjadi. Pada dasarnya pertobatan adalah pemberian Allah, Kisah Para Rasul 11:18 mengatakan, “Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.”         2 Timotius 2:25 mengatakan, “sebab mungkin Tuhan memberi kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran.” Pertobatan adalah hak yang dikaruniakan kepada kita oleh Allah Bapa. Pada waktu orang mendengarkan perintah suci dari Alkitab, Roh Kudus menghukum mereka karena dosa-dosa mereka dan sebagai hasil sebuah keinginan yang besar untuk bertobat datang pada setiap pribadi. Yunus memberitakan pertobatan di kota Niniwe yang penduduknya lebih dari 100.000 orang., mereka percaya apa yang dikatakannya, dan bertobat dari dosa-dosa mereka dengan berbalik kepada Allah, Roma 2:4  memberitahukan kepada kita, “. . . Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialahmenuntun engkau kepada pertobatan ?” Wahyu 3:19, “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah !” Dari sini kita bisa melihat bahwa Allah sering menggunakan hukuman untuk membuat orang-orang bertobat dari dosa mereka.

Jika kita melihat kembali pada pertobatan kita dapat melihat bahwa pertobatan melibatkan intelektual – intelektual kita memperlihatkan pada kita perlunya kita bertobat. Pertobatan juga melibatkan emosi kita. Melalui emosi kita, kita menyesali dosa-dosa kita. Pertobatan juga melibatkan keinginan kita. Kita harus mempunyai nkeingina untuk berbalik dari dosa-dosa kita kepada Allah. Dan yang terakhir pertobatan pada dasarnya adalah pemberian dari Allah. Segera sesudah pertobatan menjadi salah satu bagian dalam hidup kita, kita dapat menlihat hasilnya. Yang pertama – akan ada sukacita di sorga. Lukas 115:7, 10  ‘Aku berkata kepadamu : ”Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, . . .”  Hasil pertobatan akan membawa sukacita di sorga. Kita harus ingat pertobatan adalah pertobatan hati, bukan sebuah pengakuan di mulut. Kedua, Pertobatan membawa pengampunan dosa-dosa kita.              Yesaya 55:7, “Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya, baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.”  Kisah Para Rasul 3:19-20, “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diperuntukkan bagimu sebagai Kristus.”  Saudara-saudara harus ingat, bahwa pertobatan tidak menyebabkan seorang memperoleh pengampunan dari dosa-dosanya, tetapi pertobatan hayalah syarat untuk memperoleh pengampunan. Walaupun kita bertobat, kita masih tidak layak menerima kasih dan pengampunan Allah, tetapi karunia-Nya yang begitu besar menyediakan kasih dan pengampunan bagi kita.

Dan yang terakhir, saudara-saudara yang terkasih, Roh Kudus dicurahkan ke atas jiwa yang bertobat. Kisah Para Rasul 2:38 memberitahukan pada kita, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.”  Saya minta kepada saudara semua yang mendengarkan hari ini, jika saudara belum melakukan pertobatan, bawalah pertobatan hati saudara kepada Allah hari ini. Amien.